BAB I. PENDAHULUAN
1.
1.
Latar Belakang
Feedback
atau umpan balik dari mahasiswa dan dosen merupakan factor yang apat
meningkatkan penerapan kurikulum serta kualitas dalam proses belajar mengajar dimana tujuannya untuk menjamin mahasiswa
mendapat situasi pemmbelajaran yang terbaik untuk mahasiswa
(Milles&Leinster, 2009). Kualitas lingkungan pendidikan adalah kunci dalam
kesuksesan kurikulum (Hammond et al, 2012). Menurut Word Federation For Medical Education
(WFME) mengusulkan bahwa lingkungan pendidikan merupakan salah satu yang harus
di evaluasi dalam program pendidikan dokter (Council WFME, 1998; Hammond et al,
2012). Penelitian menyebutkan bahwa lingkungan pendidikan berhubungan positif
dengan kesuksesan akedemik dan kepuasaan terhadap program pendidikan
(Aghamolael&Fazel, 2010).
Lingkungan pendidikan bisa di ukur atau
dilihat yaitu dengan menggunakan kuesioner. The Dundee Ready Educational
Environment Measure (DREEM) adalah kuesioner yang banyak digunakan oleh
pendidikan kedokteran di dunia untuk menilai lingkungan pendidikan khususnya
dalam pendidikan kedokteran dan kesehatan (Roff et al, 1997 cited by Aghamolael&Fazel,
2010; Roff, 2005). Kuesioner DREEM
mempunyai reability yang tinggi untuk mengukur persepsi mahasiswa terhadap
lingkungan belajar (Demiroren et al, 2008). Persepsi mahasiswa ini telah
diteliti terhadap semua tingkatan sistem pendidikan dan belakangan digunakan
sebagai cara untuk meningkatkan kualitas penilaian dalam proses belajar
mengajar dilapangan (Roff, 2005). Kuesioner DREEM ini terdiri dari 50
pertanyaan yang didapat melalui penelitian Grounded Theory dan diskusi panel sebangayak 100 orang tenga
kependidikan kesehatan dan validasinya melalui 1000 orang mahasiswa dari
berbagai Negara seperti bangladess, Argentina, Ethiopia. Serta kuesioner ini
sudah diterjemahkan kedalam bahasa Cina, swedia, Thailand dan Negara lainnya
(Roff, 2005).
Banyak penelitian yang sudah dilakukan
tentang lingkungan pemeblajaran ini, hamper setiap fakultas kedokteran
melakukan evaluasi terhadap lingkungan pendidikan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan dapat memberikan feedback terhadap perencana kurikulum (Demirorent et al, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Aghamolaei& Fazel, 2010 mendapatkan bahwa
persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran didapatkan nilai rata-rata,
adanya perbedaan persepsi anatara mahasiswa laki-laki dan perempuan tidak ada
perbedaan. Penelitian yang dilakukan oleh Azurman et al, 2009 tentang persepsi
mahasiswa terhadap lingkungan pendidikan, mendapatkan lingkungan yang positif
pada fakultas kedokteran.
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
sudah melaksanakan kurikulum Berbasis Kompetensi dengan pendekatan Problem
based learning sejak tahun 2008. Pada tahun 2012 kurikulum Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung direvisi. Lingkungan pendidikan merupakan salah satu factor
yang mendukung dalam meningkatkan kulaitas pendidikan. Selama ini fakultas
kedokteran belum pernah mengukur bagaimana lingkungan pendidikan.
- 2.
Masalah
Bagaimanakah persepsi mahasiswa berbeda tingkatan di Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung dengan menggunakan kuesioner The Dundee Ready
Educationa Environment Measure (DREEM)?
1.
3.
Tujuan penelitian
Untuk melihat persepsi mahasiswa terhadap lingkungan
pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung menurut tingkatannya.
1. 4. Manfaat
- Institusi
·
Sebagai feedback atau
masukan untuk perencanaan kurikulum di masa yang akan datang.
·
Evaluasi lingkungan
pendidikan dan proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas
lampung
- Mahasiswa
Meningkatkan kualitas dan pencapaian hasil belajar
mahasiswa
1.
5. Keaslian Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian repilkasi dari penelitian
yang dilakukan oleh Demiroren et al, 2008 meneliti persepsi mahasiswa
dengan berbeda fase tentang lingkungan
pendidikan di Fakultas kedokteran Ankara yang mendapatkan hasil adanya
perbedaan persepsi antara tingkatan mahasiswa. Keaslian pada penelitian ini
adalah penelitian dilakukan di fakultas kedokteran Universitas Lampung, objek
penelitian adalah mahasiswa seluruh angkatan dari tahun pertama sampai tahun
keempat. Serta kuesioner DREEM yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
oleh ahli bahasa inggris serta di validasi dengan mneterjemahkan kembali
kedlama bahasa Inggris. Kemudian di valiadasi lagi terhadap mahasiswa
Begitu juga penelitian
yang dilakukan oleh Aghamolaei&fazel, 2010 meneliti persepsi
mahasiswa tentang pesepsi mahasiswa terhadap lingkungan pendidikan di Fakultas
kedokteran Universitas Hormogzan Iran mendapatkan hasil tida ada perbedaan
persepsi antara mahasiswa laki-laki dan perempuan serta basic sciences dan
patofisiologi. Penelitian oleh Milles S& Leinster M , 2007 meneliti
lingkuna pendidikan pada mahasiswa akhir tahun pertama dengan harapan awal
mahasiswa, mendapatkan hasil tidak adanya perbedaan antara awal dan akhir tahun
pertama. Penelitian tentang reabiliti dan vailiditi yang dilakukan oleh
Jakobsson et al, 2010 tentang psikometri instrument DREEM.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Proses
belajar mengajar
Belajar adalah suatu proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan prilaku baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar juga dapat diartikan suatu perubahan
dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. (Mahmud,
2010)
Belajar dapat dipengaruhi
oleh banyak factor. Faktor-faktor ini dapat di kelompokan menjadi tiga yaitu
faktor internal, faktor social dan faktor struktural. Faktor
individual/internal seperti aspek fisiologis, psikologis, sikap mahasiswa,
bakat, minat dan motivasi. Faktor sosial seperti kondisi lingkungan. Faktor
struktural adalah pendekatan belajar, strategi dan metode yang digunakan siswa
dan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran serta gaya belajar masuk dalam
faktor struktural (Mahmud, 2010)
Pencapaian hasil belajar
yang di kemukan oleh Huitt yang disebut model Huitt, dipengaruhi oleh karakter
mahasiswa diantaranya adalah priorknowledge, intelegensi, gaya belajar dan
motivasi akan mempengaruhi prilaku mahasiswa. Prilaku mahasiswa dipengaruhi
juga oleh materi, keterlibatannya, kesusksesannya. Sedangkan dari karakter
dosen yaitu pengetahuannya, keterampilannya, kepercayaan dirinya. Karakter ini
akan meempengaruhi prilakuk dosen yang terwujud dalam perencanaan, manajemen
dan instruksi. Kebijaan juga akan berpengaruh pada pencapaian hasil mahasiswa
yaitu keuangan, pencapaian hasil, panduan, assessment dan pelatihan. Kebijakan
kampus seperti kepemimpinan dan iklim pemebelajaran akan langsung mempengaruhi
prilakuk dosen. Factor lain yang berpengaruhi adalah masyarakat, agama,
keluarga (Huitt, (2003) sitasi (Gagne et al, 2005).
2.2.
Lingkungan
belajar (Educational environment)
Educational environment atau lingkungan
belajar disebut juga sebagai iklim. Genn, dalam buku dent&Harden 2009,
menjelaskan bahwa pengalaman mahasiswa atau penerimaan lingkungan pendidikan secara
keselruhuan di pendidikan kedokteran
disebut sebagai iklim. Iklim ini mempengaruhi perilaku. Lingkungan
pendidikan yang diterima mahasiswa menjadi iklim pemdidikan (McAleer et al,
2009). Iklim adalah bagaimana kita merasakan tentang lingkunganm masing-masing
akan terasa unik oleh masing-masing individu (McAleer et al, 2009). Unsus-unsur
yang membentuk lingkungan cukup banyak, selain dosen, ukuran kelas dan lainnya.
Berikut adalah unsusr-unsur yang
terdapat dalam lingkungan pendidikan (Mc Aleer et al, 2009):
Keterampilan
dosen
Metode
assessment
Kelas
Akomodasi
Learning
material
Kemanan
personal
Ukuran
kelas
Makanan
Metode
pengajaran
Ketersedian
transportasi
|
Jadwal perpustakaan
Kehidupan social fasilitas rekreasi
Merasa mempunyai Pengalaman klinik
Student support Komputer
Kejelasan learning outcome keterampilan
belajar
|
Masing-masing lingkunagn pendidikan mempunyai karakter
tersendiri. Jefrey and Elston (1989) mengatakan bahwa hubungan pengajaran tahap
sarjana dan menekankan pentingnya lingkungan pendidikan kedokteran berengaruh
signifikan pada kemajuan mahasiswa dan
perilakunya menetukan spesialisasi. Gen dan Harden 1986 mengatakan bahwa
lingkungan pendidikan perlu diukur untuk mendiagnosis situasi institusi dan
sebagai platform untuk membuat modifikasi plingkungan pendidikan menjadi lebih
baik untuk sebuat institusi (Mc Aleer et al, 2009). Adapun alasan mengukur
lingkunagn pendidikan adalah mengembangkan performan mahasiswa, meningkatkan
moral dosen, meningkatkan motivasi diantara mahasiswa, membuat institusi lebih
positif, meningkatkan kualitas pengajaran dan membuktikan perubahan yang
positif (McAleer et al, 2009).
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengukuran
lingkungan pendidikan:
- Planning (perencanaan)
Menentukan tujuan dengan jelas alasan pengykuran
lingkungan pendidikan, kenapa dilakukan pengukuran lingkungan pendidikan.
Misalnya untuk evaluasi kurikulum, melihat aspek pengajaran, materi pengajaran
dan penjadwalan>
- Pengumpulan data
Mnegetahui cara pengambilan sample, dat bisa berasa dari
staf rumah sakit atau kampus atau mahasiswa. Menetukan kapan mengumpulkan data
dan bagaiman mengumpulkannya. Untuk mengukur iklim pendidkan seharusnya
diperlukan data yang cukup banyak.
- Interprretasi data
Sebelum membuat kuesioner tentang lingkungan pendidikan
seharusnya kita merujuk literature. Instrumen pengukuran lingkungan pendidikan
yang terkenal adalah The Dundee ready educational environment measure (DREEM),
The Postgraduate Hospital Educational Environment Measure (PHEEM), clinical
learning environment and supervision (CLES) dan Dental student learning
environment survey (DSLES).
2.3.
DREEM
DREEM merupakan alat pengukuran
lingkungan pendidikan yang diusulkan oleh universitas Dundee. The Dundee Ready
Educational Environment Measure (DREEM) adalah kuesioner yang banyak digunakan
oleh pendidikan kedokteran di dunia untuk menilai lingkungan pendidikan
khususnya dalam pendidikan kedokteran dan kesehatan (Roff et al, 1997 cited by
Aghamolael&Fazel, 2010; Roff, 2005). Kuesioner ini sudah digunakan erta
telah diuji validitas dan reabilitasnya oleh pendidikan profesi kesehatan di
seluruh dunia selama 20 tahun (Jakobsson et al, 2011). Kuesioner DREEM mempunyai reability yang tinggi untuk
mengukur persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar (Demiroren et al,
2008). Persepsi mahasiswa ini telah diteliti terhadap semua tingkatan sistem
pendidikan dan belakangan digunakan sebagai cara untuk meningkatkan kualitas
penilaian dalam proses belajar mengajar dilapangan (Roff, 2005). Kuesioner
DREEM ini terdiri dari 50 pertanyaan yang didapat melalui penelitian Grounded
Theory dan diskusi panel sebangayak 100
orang tenga kependidikan kesehatan dan validasinya melalui 1000 orang mahasiswa
dari berbagai Negara seperti bangladess, Argentina, Ethiopia. Serta kuesioner
ini sudah diterjemahkan kedalam bahasa Cina, swedia, Thailand dan Negara
lainnya (Roff, 2005).
DREEM mempunyai reabilitas tinggi,
tujuan DREEM ini adalah untuk menunjukan profil suatu institusi, membandingkan
dan analisis persepsi mahasiswa, melihat lingkungan pembelajaran dengan gaya
belajar mahasiswa dan indek kumulatif mahasiswa, untuk melihat hubungan
lingkungan pendidikan dengan hasil pencapaian mahasiswa (McAleer et al, 2009).
Kuesioner DREEM terdiri dari 50
pertanyaan dengan menggunakajnjawaban skala likert yaitu 5 jawaban. 0= sangat
kuat tidak setuju sampai 4 berati sangat setuju. Faktor analisis dengan 5 skala
yaitu (1) persepsi tentang pembelajaran (maksimum skor 480, (2) persepsi
tentang dosen (maksimum skor 44), (3) persepsi tentang akademik (maksimum skor
32), (4) persepsi tentang atmosfir (maksimum nilai (48), (5) persepsi social
(maksimum nilai 28). Skor secara keseluruhan adalah 200 (Jakobsson et al, 2011)
2.4.
Kerangka
teori
Lingkungan belajar
berpengaruh terhadap hasil pembelajaran mahasiswa, terhadap perubahan kurikulum
dan meningkatkan kualitas pengajaran (McAleer et al, 2009). Belajar dapat
dipengaruhi oleh banyak factor. Faktor-faktor ini dapat di kelompokan menjadi
tiga yaitu faktor internal, faktor social dan faktor struktural. Faktor
individual/internal seperti aspek fisiologis, psikologis, sikap mahasiswa,
bakat, minat dan motivasi. Faktor sosial seperti kondisi lingkungan. Faktor
struktural adalah pendekatan belajar, strategi dan metode yang digunakan siswa
dan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran serta gaya belajar masuk dalam
faktor struktural (Mahmud, 2010).
Gambar 1. Kerangka teori modifikasi pencapaian belajar
oleh Mahmud dan Mc Aleer
2.5.
Kerangka
konsep
|
|||||
2.6.
Pertanyaan
penelitian
Bagaimanakah persepsi mahasiswa fakultas kedokteran
universitas lampung terhadap lingkungan pendidikan?
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1.Rancangan
penelitian
Rancangan penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Adapun yang
diukur adalah lingkungan pendidikan dengan menggunakan kuesioner The Dundee
Ready Educational Environment Measure
(DREEM)
3.2.Subjek
Penelitian
Penelitian dilaksanakan di
Fakultas kedokteran Universitas Lampung
Populasi penelitian adalah
mahasiswa tahun pertama 167, kedua 120, ketiga 118 dan keempat 115, jumlah
total sebanyak 537 orang. Kemudian di ambil sampel dengan tingkat kepercayaan
95 % (
3.3.Variabel
penelitian
Variabel independen:
Lingkungan pendidikan dengan kuesioner DREEM
3.4.Instrument
penelitian
Kuesioner DREEM terdiri dari 50
pertanyaan dengan menggunakajnjawaban skala likert yaitu 5 jawaban. 0= sangat
kuat tidak setuju sampai 4 berati sangat setuju. Faktor analisis dengan 5 skala
yaitu (1) persepsi tentang pembelajaran (maksimum skor 480, (2) persepsi
tentang dosen (maksimum skor 44), (3) persepsi tentang akademik (maksimum skor
32), (4) persepsi tentang atmosfir (maksimum nilai (48), (5) persepsi social
(maksimum nilai 28). Skor secara keseluruhan adalah 200 (Jakobsson et al, 2011)
3.5.Defenisi Operasional
Persepsi
Lingkungan pendidikan
DREEM
3.6.Validasi
dan Reabilitas instrument
Validitas konten: Kuesioner
DREEM akan diterjemahkan kedalam bahasa ingrris oleh ahli bahasa inggris,
kemudian instrument yang sudah dalam bentuk bahasa Indonesia akan diterjemahkan
kemablai kedalam bahasa Inggris oleh ahli bahasa inggris yang berbeda.
Validitas Konstruk akan di
sebarkan kuesioner kepada mahasiswa minimal 30 orang kemudian dilakukan
analisis terhadap kuesioner tersebut (analisis faktor).
3.7.Prosedur
penelitian
1.
Mempersiakan
instrument penelitian serta melakukan validitas isi dari kuesioner. Kuesioner
akan diterjemahkan oleh ahli bahasa inggris kedalam bahasa Indonesia, Kemudiana
akan diterjemahkan lagi kedalam bahasa Ingrris oleh ahli bahasa Ingris yang
berbeda.
2.
Penyebaran
kuesioner kepada mahasiswa minimal 30 kuesioner untuk menguji validitas dan
reabilitas instrument
3.
Meminta
izin ke pihak fakultas atau pimpinan dan etical clearance
4.
Inform
concent dengan seluruh mahasiwa
5.
Mengambil
data ke pada mahasiswa tahun pertama, kedua, ketiga dan keempat
6.
Melakukan
analisis data
7.
Melaporkan
hasil penelitian
3.8.Analisis
data
Terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas data dengan uji Kolmogorov-smirnov.
Data dianalisis dan dikumpulkan
secara kohor dengan total sample. Analsis dilakukan dengan menggunakan t-test
dan chi-square. Chi-Square adalah membandingkan data bentuk nominal. Valididti
dilakukan dengan analisis itemrespon rate, floo and ceiling effect, correct
item totall correlation dan factor structure, item respon akan dijumlahkan
secara lengkap. Di atas 90% dianggap puas. Korelasi antara masing-masing item
dan jumlah total skor dianggap Konstruk validiti 0.3 atau lebih besar dianggap
validiti diterima.
Reabiliti di tes dengan internal konsistensi, dengan
cronbach alfa. range alfa adalah 0.7-0.9 . o.6 masih bisa diterima. Jika alfa
lebih antara 0.7-0.6 dianggap heterogenitas cukup tinggi, jika besar dari 0.9
dianggap sama.
3.9.Etika
Penelitian
Peneliti akan meminta izin
ke pihak Fakultas Kedokteran FK Unila, kepada coordinator blok dan pengajar
fisiologi serta etika clearance
Komite penelitian FK Unila. Penelitian akan dilaksanakan secara terencana dan
dijelaskan kepada seluruh mahasiswa dan meminta kesediaannya sebagai partisipan.
3.
10. Jadwal Penelitian
Kegiatan
|
JAN
|
FEB
|
MAR
|
APR
|
MEI
(2013)
|
JUNI
(2013)
|
JULI
(2013)
|
Proposal
|
|
X
|
|
|
|
|
|
Pendahuluan
|
|
X
|
|
|
|
|
|
Persiapan
Validasi
instrumen
|
|
|
X
|
X
|
|
|
|
Penelitian
|
|
|
|
|
X
|
|
|
Analisis
data
|
|
|
|
|
|
X
|
|
Pelaporan
|
|
|
|
|
|
|
X
|
3.10. Rencana Anggaran
Jenis Pengeluaran
1. Alat dan bahan habis pakai : Rp.
680.000
2. Persiapan : Rp. 1.750.000
3. Pelaksanaan : Rp. 1.300.000
4. Penyelesaian Laporan :
Rp. 600.000
5.
Seminar : Rp.. 650.000
6.
Dokumentasi : Rp.
200.000
Total : Rp. 5.180.000
b.
Rincian Pengeluaran
Rincian
Pembiayaan
|
Vol
|
Harga/Volume
|
Total
|
|
1
|
Alat dan bahan habis pakai
|
|
|
|
|
a.
Kertas A4 80 gram
|
2
rim
|
Rp. 30.000
|
Rp. 60.000
|
|
b.
CD-RW
|
5
|
Rp. 10.000
|
Rp. 20.000
|
|
c.
Tinta printer black dan colour&catright
|
2
|
Rp. 150.000
|
Rp. 300.000
|
|
d.
Alat tulis
|
2
set
|
Rp. 300.000
|
Rp. 300.000
|
|
Subtotal
|
|
|
Rp. 680.000
|
2
|
Biaya
persiapan
|
|
|
|
|
Penggandaan
proposal
|
5
|
Rp. 30.000
|
Rp. 150.000
|
|
Validasi
instrument (ahli bahasa Inggris 2 orang
|
2
|
Rp.
500.0000
|
Rp.
1.000.000
|
|
Validitas
& Reabilitas (statistic)
|
1
|
Rp.
500.000
|
Rp. 500.000
|
|
Subtotal
|
|
|
Rp. 1.750.000
|
3
|
Biaya
Pelaksanaan
|
|
|
|
|
Pengumpul
|
4
|
Rp. 100.000
|
Rp 400.000
|
|
Pengentrian data
|
600
|
Rp. 500
|
Rp. 300.000
|
|
Pengolahan data
|
600
|
Rp. 1000
|
Rp. 600.000
|
|
Subtotal
|
|
|
Rp.
1.300.000
|
4.
|
Pembuatan
laporan,rapat koordinasi dan konsumsi
|
|
Rp. 300.000
|
Rp. 300.000
|
|
Penggandaan
Laporan
|
10
|
Rp. 30.000
|
Rp. 300.000
|
|
Subtotal
|
|
|
Rp. 600.000
|
5.
|
Biaya
seminar
|
|
|
|
|
Konsumsi
20 orang
|
30
|
Rp. 10.000
|
Rp. 300.000
|
|
Sewa
Lcd, OHP, mikrofon, laptop
|
1
|
Rp. 200.000
|
Rp. 200.000
|
|
Kebersihan
|
1
|
Rp. 50.000
|
Rp. 50.000
|
|
Subtotal
|
|
|
Rp. 650.000
|
6.
|
Dokumentasi
|
1
|
Rp. 200.000
|
Rp. 200.000
|
|
Total
|
|
|
Rp.5.180.000
|
DAFTAR
PUSTAKA
1. The
executive Council WMFE. International standarts in medical education:
assessment and accreditation of medical school’s educational programmes. A WFME
position paper. Medical education, 1998, 32 (5); 549-558.
2. Hammond
S, O’Rourke M, Martina Kelly, Bennett D, O’Flynn. A Pshycometrric appraisal of dreem the dreem. Medical Education, 2012; 12(2);
2-5
3. Miles
S, Leinster SJ. Comparing staff and student perceptions of the student experience at new medical school.
Medical Teacher, 2009; 31: 539-546
4. Aghamolaei
T, Fazel I. Medical student perception of the educational environment at an Iranian Medical science University,
2010; 10(87); 2-7
5. Roff
S. The Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM)-a generic
instrument for measuring’s student perception of undergraduate health
professional curriculum. Medica teacher, 2005;27(4): 322-325
6. Arzurman
H, Yusoff MSB, Chit SP. Big Sib student’s perception of the educational
environment at shool medicine sciences, Universiti Sains Malaysia, using Dundee
ready educational Environmnet Measure (DREEM) inventory. Malysian J Med Sci,
2010; 17(3): 40-47
7. Demiroren
M, Palauglo O, Ozyurda F, ayhan IH. Perception of students in different Phases
of medical education of educational environment: Ankara University faculty of
medicine. Med educ online, 2008; 13(8): 1-7
8. Miles
S, Leinster SJ. Medical Student’s perceptions of their educational environment:
expected versus actual perceptions. Medical education , 2007; 41: 265-272
9. Jakobsson
U, Danielsen N, Edgren G. Psychomentric evaluation of the Dundee Ready
Educational Environment Measure (DREEM): Swedish Version. Medical Teacher,
2011; 33: e267-e274
10. McAleer S, Soemantri D, Roff
S. Educatonal environment. A practical guide for medical teacher. Elsevier,
2009; 65-70
11. Mahmud.
Psikologi Pendidikan. Pustaka Setia. Bandung, 2010
12. Gagne,
R., Wager, G., Golas, K., Keller, J. Principles of instructional design Fifth
edition. Thomson Wadsworth. United Kingdom, 2005
kak boleh minta dikirim file ini? akan saya gunakan untuk referensi KTI saya kebetulan sama
ReplyDeleteemail saya ratnawidya47@gmail.com
ReplyDelete