Dalam menyembuhkan suatu penyakit, bukan hanya bisa di
lakukan dengan bantuan medis tapi juga bisa dengan bantuan non medis atau biasa
disebut dengan penyembuhan alternatif. Jika penyembuhan medis menggunakan media
obat – obatan kimia dengan bantuan dokter, maka penyembuhana alternatif tidak
menggunakan bantuan tersebut dalam menyembuhkan suatu penyakit. Biasanya dalam
penyembuhan alternatif ini menggunakan bantuan dukun dan lainnya. Salah satu
contoh penyembuhan alternatif yaitu penyembuhan yang biasa di lakukan oleh suku
kaili, yaitu upacara "Nobalia" atau "Novurake". Upacara ini
dilakukan jika ada orang sakit yang dianggap ditegur oleh makhluk halus. Saya
sendiri pun belum pernah menyaksikan langsung upacara penyembuhan tersebut,
tapi informasi yang saya dapat dari orang sekitar saya, proses upacara penyembuhan
ini membutuhkan bantuan oleh dukun. Dalam upacara tersebut, Ketika dukun
tersebut kesurupan maka menari-nari di atas bara api, yang kemudian ia
melawan/mengusir makhlus halus supaya kembali ke tempat-nya atau berhenti
mengganggu orang yang sakit. Di kalangan etnis Kaili, kekuatan - kekuatan gaib
itu dipercaya ada di mana-mana, dalam pengertian bahwa langit dan bumi serta
segala isinya di dunia ini memiliki penghuni / penjaga. Kekuatan gaib di langit
disebut “karampua” dan pemilik kekuatan gaib di bumi / tanah disebut “anitu”.
Selain itu segala isi alam seperti batu, pohon, laut, gua, gunung, bukit, dan
lain - lain, juga diyakini berpenghuni. Ditengah perkembangan dan kemajuan
peradaban dewasa ini, Balia sebagai salah satu media penyembuhan orang sakit,
masih dilaksanakan oleh orang Kaili. Tak jarang dijumpai dalam pola hidup orang
Kaili, bila ada anggota keluarga yang sakit, sudah dibawa ke dokter, diinapkan
di rumah sakit, tapi tak kunjung sembuh, sebagai upaya penyembuhan secara adat
istiadat diupacarakan dengan ritual Balia. Pelaksanaan upacara ritual Balia
umumnya dilaksanakan di tempat terbuka, seperti lapangan atau halaman rumah
yang luas, terdapat sebuah bangunan besar tidak permanen yang dibangun secara
gotong royong oleh keluarga yang akan melaksanakan upacara, dibantu oleh
masyarakat sekitarnya. Bangunan ini disebut “Bantaya” atau balai pertemuan,
tempat berkumpulnya para pelaku upacara selama prosesi upacara berlangsung.
Waktu pelaksanaan upacara pada malam hari selama 3 - 4 hari berturut - turut.
Penetapan waktu pelaksanaannya ditentukan oleh tokoh adat setempat, disesuaikan
dengan hari baik menurut kepercayaan orang Kaili. Dalam upacara Balia instrumen
musik berupa gendang, gong, lalove (suling panjang khas Kaili) menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam proses pelaksanaannya. Instrumen music ini
dimainkan untuk mengiringi para pelaku Balia yang menari - nari (bahasa Kaili:
Notaro)karena telah kesurupan roh halus. Bila upacara Balia digelar, selalu
ramai dikunjungi oleh masyarakat. Ritual ini menjadi sebuah media pertemuan
masyarakat dari segala tingkatan usia dan strata sosial. Selain sebagai sebuah
bentuk upacara tradisi, Balia telah menjadi konsumsi hiburan masyarakat bahkan
menjadi pasar kecil - kecilan karena masyarakat lainnya juga memanfaatkan momen
ritual ini dengan menggelar dagangan makanan kecil.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Penyembuhan Penyakit Adat Kaili (Kota Palu) "
Post a Comment