KONSEP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SEJARAH DENGAN PENDEKATAN PENILAIAN PERTOFOLIO PADA SMA DI KABUPATEN MOROWALI DAN BUOL

Abstrak : Portofolio adalah model pembelajaran yang diterapkan seiring diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi sebagai kurikulum pendidikan yang berlaku secara Nasional. Pembelajaran dengan portofolio adalah model psikomotorok. Penelitian tentang pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan portofolio pada SMA di Kabupaten Buol dan Morowalisudah terlaksana dengan baik dan berhasil mengubah cara belajar ketuntasan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam silabus dapat tercapai. Hasil pengumpulan data terhadap guru dan siswa yang dipilih sebagai informan dangan teknik total sampling terhadap semua guru pendidikan jasmani pada SMA di Kabupaten Buol dan Morowali dan 215 siswa SMA secara random sampling dan dianalisis secara deskriptif kualitatif menunjukan bahwa pembelajaran pendidikanjasmani dengan penilaian portofolio pada SMA di kabupaten Buol dan Morowali cukup efektik dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Efesensi dan efektivitas pembelajaran pendidikan jasmani dangan pendekatan penilaian portofolio didukung oleh iklim sekolah yang kondusif, keterbukaan serta ditunjang oleh guru yang profesional, sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, serta dana pendidikan yang cukup tersedia. Kata kunci : PENDAHULUAN Pembangunan bidang pendidikan mengembang misi pemeraataan pendidikan yangmenimbulkan ledakan pendidikan (education explation). Hal ini menimbulkan peningkatan mutu secara signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia. Strategi pendidikan nasional ketika itu adalah popularisasi pendidikan yang mengakar pada pemerataan pendidikan. Lebih jauh semakin dirasakan perlunya pembangunan kualitas manusia indonesia seutuhnya yang berharkat, bermartabat serta mempunyai kemampuan koompetitif untuk bersaing dengan bangsa lain. Guru sebagai tenaga pengajar harus memiliki kompetensi profesional yang merupakan kemampuan dasar yang meliputi : penguasaan materi pengajaran, mengelola program belajar mengajar, mampu mengelola kelas, kemudian menggunakan dan menguasai landasan pendidikan serta mampu mengantar anak didiknya menjadi anak yang terampil demi perkembangan masa depan. Menurut Rahardjo (2000) kompetensi dasar yang harus dimiliki guru adalah : (1) memiliki penguasaan bidang keilmuan tertentu yang akan diajarkan di depan kelas (cognitive based competence), (2) dapat menunaikan tugas profesional sebagai guru (performance based competence), (3) memiliki sikap kemandirian(affective based competence), (4) kemampuan untuk mengubah (impact based competence) kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik anak sehingga dapat tercapai peningkatan mutu yang di harapkan.Mata pelajaran pendidikan jasmani sebagai salah satu rumpun mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan Nasional dalam proses pembelajarannya juga mengacu pada pencapaian kurikulum pendidikan Nasional. Dalam proses pelajaran pendidikan jasmani, pendekatan yang digunakan tidak berbeda dengan pelajaran yang lain. Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap seluruh tugas yang dikerjakan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Penilaian portofolio dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani tidak berbeda dengan bidang studi lain. Penilaian hasil belajar siswa dengan memakai pendekatan portofolio pada mata pelajaran pendidikan jasmani hendaknya mengacu kepada tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Abdul Majid dan Dian andayani (2004) mengemukakan bahwa (1) karya yang dikumpul adalah benar-benar karya yang bersangkutan. (2) menentukan contoh pekerjaan mana yang harus dikerjakan, (3) mengumpulkan dan menyimpan sempel karya, (4) menentukan kriteria untuk memulai portofolio, (5) meminta peserta didik untuk menilai secara terus menerus hasil portofolionnya, (6) merencanakan pertemuan dengan persa didik yang dimulai, (7) melibat orang tua dan masyarakat dalam menilai portofolio. Berdasarkan uraian masalah yang telah diuraiankan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu : (1) bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dangan pendekatan portofolio pada SMA di Kabupaten Buol dan Morowali, (2) apakah penilaian berdasar portofolio dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani pada SMA di Kabupaten Buol dan Morowali, (3) faktor-faktor apa yang menunjang dan menghambat pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan portofolio pada SMA di Kabupaten Buol dan Morowali. Tujuan yang harapkan dari penilitian ini antara lain : (1) untuk mengetahui gambaran  pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan portofolio  pada SMA di Kabupaten Buol dan Morowali, (2) untuk mengetahui peningkatan pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan portofolio pada SMA di Kabupaten Buol dan Morowali, (3) untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmanidengan pendekatan portofolio pada SMA di Kabupaten Buol dan Morowali. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi kalangan masyarakat dan lebih khusus kepada kalangan yang terlibat dalam  dunia pendidikan baik kepada dinaspendidikan, kepala sekolah, pengawas dan guru untuk meningkatkan prosespembelajaran dengan berbagai macam pendekatan untuk mencapai  tujuan pendidikan. Demikian pula diharapkan menjaditambahanpengetahuan  bagi para pendidikkhususnya guru dibidang studi pendidikan jasmani untuk lebih meningkatkan pembelajaran agar kualitas siswa dapat ditingkatkan sertamenjadi bahan informasi bagi para pendidik agar menemukan model pembelajaran yang lebih baik serta menerapkan dalam kegiatan pembelajaran agar kegiatan belajar lebih memotifasi peserta didik untuk belajar. Hamalik (2003) berhasil merumuskan 10 kompetensi profesional guru yang merupakan kemampuan dasar guru sebagai berikut : (1) mengusai bahan yaitu : mengusai bahan bidang studi  dalam kurikulum sekolah, dan mengusai bahan dasar memperdalam/aplikasi bidang studi, (2) mengelola program belajar mengajar, dan mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar, (3) mengelola  kelas, yaitu : mengatur tata ruang kelas untuk mengjar dan menciptakan  iklim belajar mengajar yang serasi. (4) menggunakan media/sumber, yaitu : mengenal, mimilih dan menggunakan media, membuat alat-alat bantu pelajar sederhana, menggunakan mikrco teaching dalam program mengalaman lapangan. (5) menguasai landasan – landasan kependidikan, (6) mengelola interaksi belajar mengajar, (7) menilai prestasi siswa untuk kependidikan dan pengajaran, (8) mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan, yaitu : menyelanggarakan program  layanan bimbingan sekolah, dan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, (9) mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah, (10)memahami prinsip – prinsip dan menafsirkan hasil – hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Mukhtar (2004) bahwa kinerja guru dapat melaksanakan keinginannya untuk melakukan suatu yang baik menyangkut gagasan, tindakan, maupun pengalamannya didalam rentang kehidupan pekerjaannya, untuk mencari kesempatan memerlukan strategi belajar mengajar melalui serangkaian aktivitas pekerjaan sebagai panggilan nurani dalam rangka aktualisasi diri yang berorientasi kemasa depan dirinya, anak didiknya, dan sekolahnya. Menurut Depdiknas dalam Madjid dan Andayani (2004) manfaat penilaian portofolio adalah : (1) portofolio  menyajikan atau memberikan bukti yang jelas lebih lengkap tentang kinerja siswa dari hasil tes dikelas, (2) portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik, (3) portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa, (4) penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan keunggulan dirinya bukan kekurangannya atau kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas, (5) penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atas bervariasinya gaya belajar siswa, (6) portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperanaktiv dalam penilaian hasil belajar, (7) portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan dan pembelajaran, (8) portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa tentang perkembangan siswa bersangkutan, (9) portofoliomembantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan. Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut  keaktufan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. METODE PENELITIAN Berdasarkan bentuknya penelitian ini tergolong jenis penilitian kualitatif yang menggunakan pendekatan survei.Survei dilakukan terhadap yang populasinya besar, tetapi data yang dipelajari data sempel yang diambil dari penelitian. Berdasarkan pendekatannya  (cara menyoroti dan menganalisis  permasalahan), penelitian ini tergolong sebagai penelitian dekriptifkualitataif. Disebut deskriptif karena pembahasannya dilakukan dengan pemggambaran fakta-fakta yang ada di lapangan. Disebut kualitatif karenapada inormasi yang dipakai selain angka-angka deskriptif, juga konsep-konsep pernyataan yang bersifat teori baru yang di dapat di lapangan. Jenis data yang dipakai untuk menganalisis masalah terdiru dari data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpul dari sumber-sumber utama yaitu guru pendidikan jasmani  sebanyak 14 orang.Pada SMA Negeri di Kabupaten Buol dan Morowali yang menjadi responden dengan menggunakan total sampling. Data sekunder yang dikumpulkan dari sumber-summber  sekunder yaitu tulisan-tulisan tertentu, yang ada relevansinya dengan penelitian. Fokus penelitian adalah pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan portofolio pada SMA di Kabupaten Buol dan Morowali yang menjadi defenisi operasional, kemampuanguru pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran berbasis penilaian portofolio, dengan indikator sebagai berikut : (1) menguasai bahan, (2) mengelola program belajar-mengajar, (3) mengelola kelas, (4) menggunakan media,(5) menguasai landasan pendidikan, (6) mengelola interaksi belajar mengajar, (7) menilai prestasi untuk kepentingan pengajaran, (8) mengenal fungsi bimbingan penyuluhan, (9) mengenal penyelenggaraan administrasi dan, (10) memahami prinsip pengajaran. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data sesuai dengan fokus penelitian yang di kemukakan di atas. Alat tersebut berupa wawancara, observasi, dokumentasi. Pengumpulan data sebagai pendukung terhadap sejumlah masalah yang telah dikemukakan, dilakukan dengan teknik wawancara secara mendalam terhadap guru bidang studi pendidikan jasmani serta pengantar langsung terhadap guru pendidikan jasmani yang menjadi responden dalam pengumpilan data. Berdasarkan pada asumsi tersebut, teknik yang dipergunakan untuk memperoleh data dilapangan antara lain : (1) observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, (2) wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawabterhadap responden supaya terjaring data yang kita inginkan, (3) telah dekumentasi, melalui kajian literatur, dokumentasi, surat keputusan jurnal, majalah, surat kabar, (4) metode kuesioner adalah pengumpulan data dengan angket, untukmenjaring tentang pembelajaran pendidikan jasmani dengan penilaian portofolio pada SMA di Kabupaten Buol dan Morowali. Dengan memilih siswa sebanyak 215 orang dengan menggunakan teknik random spamling. Seluruh data yang diperolehdalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Data kualitatif yang dimaksud suatu analisis data yang berdasarkan keterangan informan yang diperoleh di lapangan melalui observasi langsung, hasil dokumenyang berkaitan dengan objek penelitian kemudian data tersebut dianalisis. Data jawaban responden atas pertanyaan akan kuantifikasi, mengenal kualitas pembelajaran pendidikan jasmani dengan penilaian portofolio, yang kemudian diberi bobot yang bergerak dari kecil ke besar. Selain itu digunkakan tabulasi frekuensi dan teknik presentase yang hasilnya dijadikan dasar analisis. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan skala likert. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Portofoilio sebagai alat penilaian dalam proses pembelajaran, secara akuntabel hasilnya dapat dipertanggung jawabkan oleh guru, baik kepada siswa serta pihak yang berkepentingan kepada pendidikan. Penilaian yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa SMA di Kabupaten Buol dan Morowali cukup baik dan didokumentasikan dalam bundel portofolio, portofolio siswa sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan oleh guru kepada semua yang berkepentingan terhadap pendidikan. Portofolio berarti koleksi dokumen atau tugas – tugas yang diorganisasikan dan dipilih untuk mencapai tujuan dan sebagai bukti nyata dari seseorang yang memiliki pertumbuhan dalam bidang pengetahuan dan keterampilan. Portofolio juga dapat diartikan sebagai sautu koleksi yang dikhusukan dari pekerjaan peserta didik yang mengalami perkembangan yang memungkinkan peserta didik dan pendidik menentukan kemajuan yang sudah dicapai oleh peserta didik. Penilaian (assessement) portofolio diartikel sebagai kumpulan fakta/dokumen berupa tugas yang terorganisir secara sistematis dari seseorang dalam proses pembelajaran, juga dapat berarti koleksi sistematis dari siswa dan guru untuk menguji proses belajar dan prestasi belajar. Oleh karena itu,portofolio sebagai model pembelajaran bukan objek, melainkan perantara penilaian  oleh siswa dan guru yang menggambarkan aktivitas siswa untuk merencanakan tujuan,  bekeja sama, mebandingkan berbagai macam pengetahuan serta mengambil keputusan. Pembelajaran portofolio, akan melahirkan pengalaman belajar sisiwa, baik fisik maupun mentalketerlibatan fisik dan mental dalam proses pembelajaran, akan melahirkan hasil belajar yang lebih baik. Pengalaman belajar yang didapatkan siswa, berdasarkan gambar diatas menunjukan bahwa dengan membaca hanya 10 persen yang dapat di ketahui. Dengan mendengar materi pembelajaran yang dapat dicapai 20 persen, dengan melakukan pengamatan hasil belajar dapat mencapai 30 persen. Melihat dan mendengar hasil belajar dapat  mencapi 50 persen, belajar dengan kata-kata hasil belajar dapat mencapai 70 persen, dan belajr dengan mengatakan serta melakukan hasil belajar dapat mencapai 90 persen. Pembelajaran dengan konsep portofolio, pada prinsipnya merupakan pembelajaran yang melibatkan 2 aspek pada peserta didik, yakni aspek fisik dalam arti melibatkan siswa atau mempertemukan siwa dengan objek pembelajaran pada aspek mental, dalam arti memperhatikan informasi awal yang telah ada pada siswa serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyusun sendiri informasi yang diperoleh. Portofolio sebagai konsep pembelajaran yang di rancang di Kabupaten Buol dan Morowali, oleh UNESCO menetapkan 4 pilar pembelajaran. Keempatpilar pembelajaran, menurut Sanjaya, (2005:98) sebagai berikut : (1) learning to know, mengandung pengertian bahwa belajar itu pada dasarnya tidak hanya berorientasi kepada produk atau hasil belajar, akan tetapi juga haru beroreantasi kepada proses belajar. Oleh karena itu dalam konteks learning to know juga bermakna “learning tothink” atau balajar berfikir , sebab setiap individu akan terus belajar manakala dalam dirinya kemampuan dan untuk berfikir, (2) learning to do, mngandung pengertian bahwa belajar itu bukan hanya sekedar mendengar dan melihat dengan tuan akumulasi pengetahuan, takan tetapi belajar untuk berbuat dengan  tujuan akhir penguasaan kompetensi. Dengan demikian learning to do juga berarti proses pembelajaran berpontesi kepada pengalaman, (3) Lernimg to be, adalah membentuk manusia yang menjadi dirinya sendiri dengan kata lain belajar untukmengaktualisasi dirinya sendiri sebagai individu  dengan kepribadian yang memiliki tanggung jawab sebagai manusia, (4)Learning to live together adalah belajar untuk bekerja sama, hal ini sangat diperlukan sesuai dengan ketentuan kebutuhan dalam masyarakat global, dimana manusia baik secara indiviual maupun secara kelompok tidak mungkin dapat hidup sendiri atau mengasingkan diri dari kelompoknya. Dalam, konteks ini termasuk juga pembentukan masyarakat demokratis yang memahami dan menyadari akan  adanya setiap perbedaan pandangan individu. Keempat pilar pembelajaran tersebut menjadi kkonsep pembelajaran portofolio yang dikembangkan sebagai model pembelajaran pada semua sekolah seiring dengan diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi. Pembelajaran portofolio sebagai model pembelajran juga dikembangkan pada semua SMA di Kabupaten Buol  dan Morowali sejaktahun ajaran 2003/2004. Dengan mengacu kepada 4 pilar tersebut diatas, walaupun hasil belajar dalam konteks portofolio cukup baik dalam melaksananaanya di sekolahakan tetapi pihak yang terkait (stakeholder) berlumlah memberikan respon yang sangat positif, sehingga kedepan pembelajaran portofolio kemungkinan akan gagal diterapkan sebagai model pembelajaran bilamana dukungan sta keholder kuranng responsif memberikan bantuan berupa dana. Pembelajaran model poertofolio pada siswa SMA di Kabupaten Buol dan Morowali dalam pelaksanaannya, cukup baik dalam upaya peningkatan kualitas mutu pendidikan. Penetapan kelulusan siswa yang dilakukan oleh pemerintah pada prinsipnya bertentangan dengan  pengembangan kurikulum, namun struktur sudah disusun oleh Departemen Pendidikan Nasional, sehingga seklah tidak mampu mengembangkan diri, oleh karena itu pendidikan yang dikembangkan ialah dengan sistem komando semua berpusatdari atasan sehingga guru tiadak diberi otoritas sepenuhnya mengembangkan kreasinya. Otoritas pemerintah terlalu besar dalam menentukan kebijakkan sehingga guru tidak diberi kewenangan yang besar dalam menentukan pembelajaran, karena sistem pembelajaran yang di terapkan adalah dengan sistem komando. Pembelajaran sistem komando, semua berpusat pada atasan, dimana kebijakan yang berhubungan dengan pengelolaan pendidikan di tangan pemerintah. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut. Guru harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang memberikan peluang yang lebih besar lagi siswa untuk belajar. Sekolah harus manjadi  second home bagi para siswa, mereka betul menghabiskan waktunya disekolah dengn belajar, berdiskusi, menyelesaikan tugas-tugas kelompok, membaca dan aktivitas pembelajaran lainnya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu perubahan paradigma pendidikan dengan memberikan otonomi yang besar kepada kepala sekolah. Konsep pembelajaran sebagaimana yang tertera pada gambar diatas adalah skema pengembangan pendidikan demokratis, denganmenempatkan siswa sebagai pusat pelayanan, dan guru sebagai pelayan siswa harus diberikan fasilitas yang memadai dalam memberikan pelayanan kepada siswa agar pembelajaran yangtelah dirumuskan dapat dilaksanakan dengn sebaik baiknya. PENUTUP Berdasarkan pada uraian hasil penelitian ini, maka penulis menyimpulkan bahwa : (1) pembelajaran portofolio adalah model pembelajaran yang mengembangkan 4pilar pembelajaran, yakni : (a) Learning to know, suatu model pembelajaran yang berreantasi kepada proses belajar, (b) Lerning to do, yaitubelajar untuk mencapai penguasaan kompetensi sebagai hasil belajar, (c) Learning to be, yaitu belajar untuk  membentuk manusia yanng menjadi dirinya sendiri, (d) Learning to live together, yaitu belajar dengan tujuan memupuk bekerja sama antar siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar; (2) pembelajaran portofolio sebagai modul pembelajaran pada prinsipnya dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik pada siswa namun mengalami banyak kemdala  oleh karena manajemen  pendidikan yang diterapkan masih berpusat pada birokrat sebagai penentu kebijakan. Oleh karena itu manajemen pendidikan perlu dirubah dengan menjadikan sekolah sebagai pusat kegiatan (sentris pendidikan), (3) manajemen pendidikan yang menjadikan siswa sebagai pembelajaran dalam kegiatan belajar, akan menjadikan pembelajaran portofolio berhasil dalam penerapannya pada semua sekolah termasuk SMA yang ada di Kabupaten Buol dan Morowali yangmenjadikan portofolio sebagai modul pembelajaran, (4) pembelajaran portofolio yang dikembangkan pada SMA di Kabupaten Buol dan Morowali  dalam segi pelaksanaannya cukup baik berkajalan dengan dukungan iklim  organisasi sekolah yang terbuka dan transparan, namun juga tetap da kendala yang menghambat, karena masih ada pihak birokrat yang tidak transparan dalam pengelolaan manajemen sekolah. Setelah mencermati kondisi objektif  lokasi penelitian sebaimana yang tertuan dalam hasil penelitian ini. Maka melalui tulisan ini hendaknya merekomendasikan beberapa hal yang dianggap penting sebagai berikut  : (1) pembelajaran portofolio merupakan model pembelajaran kelopok diantara semua siswa dalam kelas. Karena itu dikenal dengan penilaian berbasis kelas. Portofolio sebagai model pembelajaran sangat membantu siswa dalam menumbuhkan semangat kebersamaan dalam penyelesaian setiap tugas yang dibebankan kepadanya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara bersama kolaborasi siswa dalam pembelajaran portofolio mutlak diperlukan, karena tugas yang diberikan merupakan tugas bersama (kelompok), (2) pembelajaran portofolio  pada SMA di Kabupaten Buol dan Morowali perlu lebih ditingkatkan agar 4 pilar kurikulum berbasis kompetensi dapat tercapai yaitu : learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together dalam kehidupan anak didik, (3) untuk meningkatkan pembelajaran portofolio pada SMA di Kabupaten Buol dan Morowali perlu diambil langkah – langkah penting pada setiap sekolah yang meliputi penciptaan iklim sekolah yang kondusif yang didukung oleh kepemimpinan kepala sekolah yang aspiratif, akomodatif, dan penuh keterbukaan serta guru yang profesional yang penuh dedikasi dalam melaksankan tugas yang ditunjang oleh sarana dan prasaranayang memadai dan keuangan sekolah yang cukup tersedia. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Syaifuddin. 2002. Skala sikap dan Teknik Pengukurannya.Yogyakarta: Pustaka pelajar. Depdiknas. 1990.Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Tentang kompetensi Guru.      Jakarta : Direktorat Sekolah lanjutan Tingkat Pertama. Hamalik, Oemar. 2003. Pendidikan Guru Berdasarkan PendekatanKompetensi. Jakarta: Bumi         Aksara. Madjid,Abdul & Dian Andayani.2000. Pendidikan Agama Berbasis Kompetensi Konsep dan  Implementasi Kurikulum 2004.Bandung : Remaja Rosdakarya. Mukhtar. 2004. Mengukir Prestasi Panduan Menjadi Guru Profesional, Jakarta : Misaka Galiza. Rahardjo, Dawan. 2000. Keluar dari Kemelut Pendidikan Nasional. Menjawab Tantangan Kualitas SDM Abad 21. Jakarta : Grafindo.


















Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KONSEP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SEJARAH DENGAN PENDEKATAN PENILAIAN PERTOFOLIO PADA SMA DI KABUPATEN MOROWALI DAN BUOL "

Post a Comment