Hubungan Kejadian Partus Prematur dengan Paritas di Kamar Bersalin RSUD

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa tahun belakangan ini partus prematur menjadi perhatian utama dalam bidang obstetrik, karena erat kaitannya dengan morbiditas dan mortalitas perinatal. Partus prematur merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal di seluruh dunia (Agustinafi, 2005).
Janin yang lahir secara prematur mempunyai risiko komplikasi yang sangat tinggi, sehingga risiko untuk terjadi asfiksia juga tinggi. Hal ini dikarenakan bayi sulit untuk menyesuaikan diri di luar rahim ibu yang disebabkan alat-alat tubuh bayi belum berfungsi secara maksimal seperti bayi yang lahir aterm. Semakin pendek usia kehamilan, alat-alat tubuh bayi semakin kurang sempurna, sehingga risiko komplikasi pada janin semakin tinggi. Dalam hal ini kematian perinatal banyak terjadi pada bayi prematur (Hanifa, 2002 : 312).
Tahun 2002 tercatat Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 13,02/1000 kelahiran hidup, dimana 20,51% disebabkan oleh partus prematur. Tahun 2003 AKB sebesar 18,01/1000 kelahiran hidup dan 23,64% kematian disebabkan oleh partus prematur. Tahun 2004 AKB sebesar 27,62/1000 kelahiran hidup, dimana 3 8,57% penyebabnya adalah partus prematur (Yuli, 2004). Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Jawa Timur Angka Kematian Bayi. tahun 2009 sebesar 26,9/1000 kelahiran hidup dimana 29% kematian disebabkan oleh partus prematur (Dinkes Jatim, 2008)
Penyebab partus prematur masih sulit ditentukan, akan tetapi tampaknya mempunyai hubungan dengan status medis dan status sosial diantaranya kemiskinan, malnutrisi, ketergantungan obat, penyakit menular seksual, perokok dan kehamilan pada usia muda (Yuli, 2004). Selain itu, paritas juga merupakan faktor penyebab terjadinya partus prematur (Agustinafi, 2005).
Tahun 2005 Indonesia memiliki kejadian partus prematur sekitar 19% dimana 20% dari kelahiran tersebut disebabkan oleh faktor paritas. Wanita yang telah melahirkan lebih dari tiga kali mempunyai risiko 4 kali lebih besar mengalami partus prematur bila dibandingkan dengan wanita yang paritasnya kurang dari 3 (Agustinafi, 2005).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Buku Laporan Pasien di Kamar Bersalin RSUD ………… Kota …….. pada bulan Maret 2008 terdapat 11 persalinan prematur, 5 persalinan dengan paritas kurang dari 3 sedangkan 7 persalinan dengan paritas lebih/sama dengan 3 menyebabkan 2 bayi meninggal.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang hubungan kejadian partus prematur dengan paritas di RSUD ………… Kota …….. periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah penelitian “Adakah hubungan kejadian partus prematur dengan paritas di Kamar Bersalin RSUD ………… Kota …….. Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009 ?”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan kejadian partus prematur dengan paritas di Kamar Bersalin RSUD ………… Kota …….. Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kejadian partus prematur di Kamar Bersalin RSUD ………… Kota …….. Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009.
b. Mengidentifikasi paritas ibu yang mengalami partus prematur .
c. Menganalisis hubungan kejadian partus prematur dengan paritas di Kamar Bersalin RSUD ………… Kota …….. Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hubungan kejadian partus prematur dengan paritas .
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian
Sebagai informasi tentang hubungan antara kejadian partus prematur dengan paritas .
1.4.3 Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan informasi tentang hubungan kejadian partus prematur dengan paritas .

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hubungan Kejadian Partus Prematur dengan Paritas di Kamar Bersalin RSUD"

Post a Comment